Quality Of Service (QoS) pada MikroTIK
QoS (kualitas layanan) adalah metode untuk menjaga kualitas layanan tetap pada batas minimal yang ditentukan. Ketika banyak layanan yang menggunakan jaringan secara bersama-sama tentu saja akan terjadi penurunan troughput yang didapat dari tiap-tiap layanan. Oleh sebab itu perlu ada pengaturan untuk menjamin bahwa layanan tetap bisa berjalan dengan optimal. QoS tidak selalu berarti pembatasan bandwidth sebuah komputer. QoS juga bisa digunakan untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter-parameter yang diberikan dan menghindari terjadinya monopoli sebuah traffic terhadap seluruh bandwidth yang tersedia.
Ketika tanpa menggunakan QoS, sebuah traffic akan secara acak memenuhi/menggunakan bandwidth yang tersedia. Akibatnya, beberapa aplikasi yang membutuhkan data lebih cepat tidak terpenuhi dengan semestinya. Pada kasus traffic VoIP, akan terjadi delay yang lumayan lama yang dapat menyebabkan terganggunya komunikasi antara dua orang yang menggunakan layanan tersebut.
Dengan menggunakan QoS, sebuah traffic akan disusun berdasarkan skala prioritas dalam sebuah sistem antrian atau biasa disebut Queue. dengan adanya sistem prioritas, traffic yang mempunyai prioritas lebih tinggi akan diproses oleh router terlebih dahulu, dibandingkan traffic dengan prioritas yang lebih kecil. Pada kasus traffic VoIP misalnya, traffic tersebut akan diproses terlebih dahulu oleh router agar proses komunikasi dapat tetap nyaman antara kedua orang yang menggunakan layanan tersebut. Selain itu dengan menggunakan QoS, sebauh traffic dapat dibatasi penggunaan bandwidth-nya.
Dalam MiktoTik RouterOS terdapat beberapa jenis QoS yang dapat digunakan. Masing-masing jenis QoS mempunyai mekanisme sendiri sendiri, berikut adalah macam-macam jenis QoS dalam MikroTik RouterOS.
1. Simple Queue
Pembatasan trafik tidak dapat dilakukan pada suatu interface. Satu-satunya cara untuk mengontrol adalah dengan buffering (menahan sementara). Selain itu jika paket yang berada dalam buffer telah melampaui limit buffer, akan dilakukan drop pada paket tersebut. Pada paket TCP, cara ini cukup efektif karena paket yang didrop akan dikirimkan ulang. Sehingga tidak ada kehilangan paket data. Cara termudah melakukan queue di RouterOS adalah menggunakan simple queue. Dengan menggunakan simpel queue, sebuah traffic dapat dilimit tx-rate-nya (untuk upload), rx-rate-nya (untuk download) dan tx+rx-rate-nya (akumulasi).
2. Burst
Burst adalah salah satu cara menjalankan QoS yang memungkinkan penggunaan data-rate yang melebihi max-limit untuk periode waktu tertentu. Jika data rate lebih kecil dari burst-threshold, burst dapat dilakukan hingga data-rate mencapai burst-limit. Setiap detik, router mengkalkulasi data rate rata-rata pada suatu kelas queue untuk periode waktu terakhir sesuai dengan burst-time. Perlu diingat bahwa burst time tidak sama dengan waktu yang diijinkan oleh router untuk melakukan burst. Dalam Burst dikenal beberapa istilah penting yaitu burst-limit & burst-threshold
3. Per Connection Queue
Untuk kondisi client yang sangat banyak dan sangat merepotkan jika harus membuat banyak rule maka bisa menggunakan metode PCQ. PCQ dibuat sebagai penyempurnaan dari metode SFQ. Kelebihan PCQ adalah bisa membatasi bandwith untuk masing-maing client secara merata.a Namun PCQ mempunyai kekurangan yaitu PCQ membutuhkan memori yang cukup besar.
3. Queue Tree & Mangle
QueueTree adalah tool pada MikroTik RouterOS yang memiliki kemampuan untuk melimitasi bandwith yang lebih lengkap dibandingkan dengan simple-queue. Dengan QueueTree dimungkinkan untuk melakukan limitasi yang lebih fleksibel. Agar sebuah QueueTree dapat berjalan maka harus menggunakan Mangle yang dionfigurasikan terlebih dahulu.
Contoh :
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
- Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
- Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
- Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.
Topologi Jaringan
Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit.
Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya.
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya.
Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address.
Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat
Kondisi 1
Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.
Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.
Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.
Kondisi 2
Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth.
Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client.
Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps
Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps
Kondisi 3
Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.
Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.
Contoh :
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).
Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia.
Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps
Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share.
Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth.
Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff.
Bypass Traffic Lokal
Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
Contoh :
- IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
- IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0).
Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar