1.Penjelasan
1.Simple Queue
Merupakan metode
bandwidth management termudah yang ada di Mikrotik. Menu dan konfigurasi yang
dilakukan untuk menerapkan simple queue cukup sederhana dan mudah dipahami.
Walaupun namanya simple queue sebenarnya parameter yang ada pada simple queue
sangat banyak, bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang ingin diterapkan pada
jaringan.
Parameter dasar dari simple
queue adalah Target dan Max-limit. Target dapat berupa IP address, network
address, dan bisa juga interface yang akan diatur bandwidthnya. Max-limit
Upload / Download digunakan untuk memberikan batas maksimal bandwidth untuk si target.
Simple Queue mampu
melimit Upload, download secara terpisah atau Total(Upload+download) sekaligus
dalam satu rule menggunakan tab Total.
Setiap rule pada Simple
Queue dapat berdiri sendiri ataupun dapat juga disusun dalam sebuah hierarki
dengan mengarahkan Parent ke rule lain. Parameter-parameter lain juga bisa
dimanfaatkan untuk membuat rule semakin spesifik seperti Dst, Priority, Packete
Mark dan sebagainya.
2..QUEUE TREE
Merupakan fitur
bandwidth management di Mikrotik yang sangat fleksibel dan cukup kompleks.
Pendefinisian target yang akan dilimit pada Queue Tree tidak dilakukan langsung
saat penambahan rule Queue namun dilakukan dengan melakukan marking paket data
menggunakan Firewall Mangle.
Inilah yang menjadikan
penerapan Queue Tree menjadi lebih kompleks. Langkah ini menjadi tantangan
tersendiri, sebab jika salah pembuatan Mangle bisa berakibat Queue Tree tidak
berjalan.
Namun disisi lain
penggunaan Mangle Packet-Mark ini juga menguntungkan, sebab akan lebih
fleksible dalam menentukan traffic apa yang akan dilimit, bisa berdasar IP
Address, Protocol, Port dan sebagainya. Setiap service pada jaringan dapat
diberikan kecepatan yang berbeda.
HTB (Hierarchical Token
Bucket).
Implementasi
QoS (Quality of Services) di Mikrotik banyak
bergantung pada sistem HTB (Hierarchical Token Bucket). HTB memungkinkan
kita membuat queue menjadi lebih terstruktur, dengan melakukan
pengelompokan-pengelompokan bertingkat. Yang banyak tidak disadari adalah, jika
kita tidak mengimplementasikan HTB pada Queue (baik Simple Queue maupun Queue
Tree), ternyata ada beberapa parameter yang tidak bekerja seperti yang kita
inginkan.Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority, dan dual
limitation (CIR / MIR).
2. Kekurangan dan
Kelebihan
A. Simple Queue
Adapun kelebihan yang
terdapat pada Metode Simple Queues adalah tidak tidak dapat ditembus oleh
Download Manager dan merupakan metode yang cukup sederhana dalam melakukan
konfigurasinya. Kekurangan yang terdapat pada metode Simple Queues adalah, kita
tidak bisa mengalokasikan bandwith khusus buat ICMP (Internet Control Message
Protocol), sehingga apabila pemakaian bandwith pada klien sudah penuh, ping
time nya akan naik dan bahkan RTO (request time out)
B. Queue Tree
Kelebihan dari Queue
Tree :
- · Dapat membuat beberapa parent queue
- · Dapat menandai sebuah paket data menggunakan mangle dan memproses paket tersebut berdasarkan queuenya
- · Dapat melakukan limitasi bandwidth dan skala prioritas
Kekurangan dari Queue
Tree :
- · Jika ada traffic yang sama padasimple queue, traffic tersebut akan berjalan pada simple queue dan tidak dapat dijalankan di queue tree.
- · Membutuhkan konfigurasi yang cukup rumit.
C. Metode HTB
Metode HTB mempunyai
kelebihan dalam pembatasan trafik pada tiap level maupun klasifikasi, sehingga
bandwidth yang tidak dipakai oleh level yang tinggi dapat digunakan atau
dipinjam oleh level yang lebih rendah.
3.Perbandingan
Perbedaan
antara Queue Simple dan Queue Tree adalah sebagai berikut :
1.Simple Queue
- · Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian diproses mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah.
- · Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).
- · Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.
- · Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus (upload/download).
- · Jika menggunakan Queue Simple dan Queue Tree secara bersama-sama, Queue Simple akan diproses lebih dulu dibandingkan Queue Tree.
- · Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
- · Bisa menerapkan antrian yang ditandai melalui paket di /firewall mangle.
- · Mampu membagi bandwidth secara fixed.
- · Sesuai namanya, pengaturannya sangat sederhana dan cenderung statis, sangat cocok untuk admin yang tidak mau ribet dengan traffic control di /firewall mangle.
2. Queue Tree
- Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara bersama-sama.
- · Mengatur aliran paket secara directional (satu arah)
- · Membutuhkan pengaturan /firewall mangle untuk membatasi trafik per IP.
- · Membutuhkan pengaturan /firewall mangle terlebih dahulu untuk membedakan trafik download dan upload.
- · Dinomorduakan setelah Queue Simple.
- · Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
- · Pengaturan antrian murni melalui paket yang ditandai di /firewall mangle.
- · Mampu membagi bandwidth secara fixed.
- · Lebih fleksibel dan butuh pemahaman yang baik di /firewall mangle khususnya tentang traffic control.
Perbandingan Simple Queque dan HTB
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa kecepatan download rata-rata simple queue sebesar 0,92 Mbps dan upload sebesar 0,47 Mbps. Sementara nilai download rata-rata HTB sebesar 4,17 Mbps dan upload sebesar 0,73 Mbps.
Grafik simple queue terlihat lebih statis dibandingkan dengan grafik HTB, karena simple queue memiliki nilai max-limit yang sudah ditentukan peruser. Berbeda dengan HTB, memiliki grafik yang lebih dinamis sebagai bukti bahwa HTB mampu mengoptimalkan penggunaan bandwidth yang tersedia. HTB memiliki nilai max-limit pada parent maupun child, dan user-user yang ada pada level child bisa menggunakan bandwidth jaringan secara full disaat kondisi jaringan sedang tidak sibuk. Pada saat jaringan sedang dalam
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa kecepatan download rata-rata simple queue sebesar 0,92 Mbps dan upload sebesar 0,47 Mbps. Sementara nilai download rata-rata HTB sebesar 4,17 Mbps dan upload sebesar 0,73 Mbps.
Grafik simple queue terlihat lebih statis dibandingkan dengan grafik HTB, karena simple queue memiliki nilai max-limit yang sudah ditentukan peruser. Berbeda dengan HTB, memiliki grafik yang lebih dinamis sebagai bukti bahwa HTB mampu mengoptimalkan penggunaan bandwidth yang tersedia. HTB memiliki nilai max-limit pada parent maupun child, dan user-user yang ada pada level child bisa menggunakan bandwidth jaringan secara full disaat kondisi jaringan sedang tidak sibuk. Pada saat jaringan sedang dalam
kondisi sibuk, user akan
mendapatkan nilai kecepatan di bawah max-limit karena bandwidth akan dibagi
secara merata kepada seluruh user yang sedang online secara bersamaan.
4.Cara Pakai
Silakan buka Winbox nya dan pilih menu Queues, maka akan muncul
tampilan berikut :
Sebelum kita mulai membatasi Bandwidth internet dengan mikrotik,
pastikan dulu berapa Bandwidth Internet yang anda dapat dari ISP yang anda
pakai. Sehingga nantinya nilai Bandwidth yang dilimit tidak melebihi alokasi
Bandwidth dari ISP. Misalnya bandwidth dari ISP sebesar 1 Mbps, maka limit
bandwidth nya diset lebih kecil atau sama dengan 1 Mbps.
Untuk menambahkan Simple Queue baru klik tombol +, maka akan
muncul tempilan seperti berikut :
Ada beberapa tab di jendela Simple Queue tersebut, namun kita
hanya akan menggunakan tab General dan Advanced saja.
Tab General
Pada tab General ada beberapa pilihan yang dapat diseting. Yang
perlu kita perhatikan dengan seksama yaitu pilihan Target Address dan Max
Limit.
Target Address
Anda dapat mengisis Target Address dengan IP address tertentu
yang ingin anda batasi Bandwidth nya, misal 192.168.100.0/24. Dari gambar di
atas bisa dilihat untuk Target Address kosong, ini berarti konfigurasi limit
Bandwidth ini berlaku untuk semua alamat IP.
Max Limit
Max Limit adalah alokasi bandwidth maksimal yang bisa didapatkan
user, dan biasanya akan didapatkan user jika ada alokasi bandwidth yang tidak
digunakan lagi oleh user lain. Jangan lupa centang Target Upload dan Target
Download untuk mengaktifkan fitur ini, pilih besar Bandwidth yang ingin dilimit
pada Max Limit. Misalnya upload : 256kbps download : 1Mbps.
Besar limit Bandwidth untuk upload lebih rendah daripada
download nya karena memang user biasanya lebih banyak melakukan download
(browsing, download musik, file, dll) daripada upload. Anda dapat memilih
sesuai keinginan.
Anda juga dapat menentukan waktu kapan dan berapa lama Simple
Queue ini akan mulai berjalan dengan memilih opsi Time.
Tab Advanced
Pada tab Advanced hal yang perlu diperhatikan pada opsi
Interface dan Limit At.
Interface
Pilih interface mana yang ingin dibatasi bandwidth nya, misalnya
interface Wlan1 untuk membatasi koneksi internet via wireless. Jika ingin
membatasi bandwidth di semua Interface pilih all.
Limit At
Limit At adalah alokasi bandwidth trendah yang bisa didapatkan
oleh user jika traffic jaringan sangat sibuk. Seburuk apapun keadaan jaringan,
user tidak akan mendapat alokasi bandwidth dibawah nilai Limit At ini. Jadi
Limit At ini adalah nilai bandwidth terendah yang akan didapatkan oleh user.
Nilai nya terserah anda mau diisi berapa. Misalnya diisi upload 128kbps
download : 512kbps.
Nah, dari konfigurasi tersebut, maka hasilnya jika semua user
sedang memakai koneksi internet dan kondisi jaringan sibuk maka tiap user akan
mendapatkan bandwidth sebesar 128kbps/512kbps. Jika satu atau beberapa user
tidak sedang menggunakan koneksi maka alokasi bandwidth akan diberikan ke user
yang sedang terkoneksi. Dan jika hanya satu user yang menggunakan koneksi maka
user itu akan mendapatkan alokasi bandwidth maksimal 256kbps/1Mbps.
Klik ok untuk menambahkan Simple Queue tersebut, sehingga akan
muncul di queue list.
dan Simple Queue yang baru dibuat. Jika ada dua konfigurasi
berbeda maka akan dieksekusi dari atas ke bawah (top to bottom), jadi Simple
Queue hotspot dieksekusi dulu baru kemudian Simple Queue Mikrotik Indo.
Walaupun Simple Queue hotspot Tx Rx Max limit nya unlimited, tapi semua user
hotspot akan mendapatkan bandwidth Max Tx Rx 256k/1M dari Simple Queue
MikrotikIndo, sehingga Simple Queue hotspot itu tidak berlaku.
Implementasi
QoS (Quality of Services) di Mikrotik banyak bergantung pada sistem HTB
(Hierarchical Token Bucket). HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi
lebih terstruktur, dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat.
Yang banyak tidak disadari adalah, jika kita tidak mengimplementasikan HTB pada
Queue (baik Simple Queue maupun Queue Tree),
ternyata ada beberapa parameter yang tidak bekerja seperti yang kita
inginkan.Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority, dan dual
limitation (CIR / MIR).
Untuk mempermudah pemantauan
dan pembuktian, kita akan menggunakan queue tree.Cara paling mudah untuk melakukan queue dengan queue tree, adalah dengan menentukan parameter
Untuk percobaan awal, semua priority diisi angka yang sama: 8, dan parameter limit-at tidak kita isi. Gambar berikut ini adalah ilustrasi apa yang akan terjadi dengan konfigurasi di atas
Karena alokasi bandwidth yang tersedia hanya
400kbps, sedangkan total akumulasi ketiga client melebihinya (600 kbps), maka
ketiga client akan saling berebut, dan tidak bisa diprediksikan siapa yang akan
menang (menggunakan bandwidth secara penuh) dan siapa yang akan kalah (tidak
mendapatkan bandwidth yang sesuai).
Misalkan q1 adalah client dengan prioritas
tertinggi, dan q3 adalah client dengan prioritas terbawah. Kita akan mencoba
memasukkan nilai prioritas untuk masing-masing client sesuai dengan
prioritasnya.
Tampak pada gambar di
atas, meskipun sekarang q1 sudah memiliki prioritas tertinggi, namun ketiga
client masih berebutan bandwidth dan tidak terkontrol.
Gambar berikut akan
mencoba mengimplementasikan nilai limit-at. Seharusnya, limit-at adalah CIR (Committed
Information Rate), merupakan parameter di mana suatu client akan
mendapatkan bandwidthnya, apapun kondisi lainnya, selama bandwidthnya memang
tersedia.
Ternyata q1 masih tidak
mendapatkan bandwidth sesuai dengan limit-at (CIR) nya. Padahal, karena
bandwidth yang tersedia adalah 400kbps, seharusnya mencukupi untuk mensuplai
masing-masing client sesuai dengan limit-at nya.
Berikutnya, kita akan
menggunakan parent queue, dan menempatkan ketiga queue client tadi sebagai
child queue dari parent queue yang akan kita buat. Pada parent queue, kita
cukup memasukkan outgoing-interface pada parameter parent, dan untuk ketiga
child, kita mengubah parameter parent menjadi nama parent queue. Pertama-tama,
kita belum akan memasukkan nilai max-limit pada parent-queue, dan menghapus
semua parameter limit-at pada semua client.
Tampak pada contoh di
atas, karena kita tidak memasukkan nilai max-limit pada parent, maka priority
pada child pun belum bisa terjaga.
Setelah kita memasang
parameter max-limit pada parent queue, barulah prioritas pada client akan
berjalan.
Tampak pada contoh di
atas, q1 dan q2 mendapatkan bandwidth hampir sebesar max-limitnya, sedangkan q3
hampir tidak kebagian bandwidth. Prioritas telah berjalan dengan baik. Namun,
pada kondisi sebenarnya, tentu kita tidak ingin ada client yang sama sekali
tidak mendapatkan bandwidth.
Untuk itu, kita perlu
memasang nilai limit-at pada masing-masing client. Nilai limit-at ini adalah
kecepatan minimal yang akan di dapatkan oleh client, dan tidak akan terganggu
oleh client lainnya, seberapa besarpun client lainnya 'menyedot' bandwidth,
ataupun berapapun prioritasnya. Kita memasang nilai 75kbps sebagai limit-at di
semua client
Tampak bahwa q3, yang
memiliki prioritas paling bawah, mendapatkan bandwidth sebesar limit-at nya. q1
yang memiliki prioritas tertinggi, bisa mendapatkan bandwidth sebesar
max-limitnya, sedangkan q2 yang prioritasnya di antara q1 dan q3, bisa
mendapatkan bandwidth di atas limit-at, tapi tidak mencapai max-limit. Pada
contoh di atas, semua client akan terjamin mendapatkan bandwidth sebesar
limit-at, dan jika ada sisa, akan dibagikan hingga jumlah totalnya mencapai
max-limit parent, sesuai dengan prioritas masing-masing client.
Jumlah akumulatif dari
limit-at tidaklah boleh melebihi max-limit parent. Jika hal itu terjadi,
seperti contoh di bawah ini, jumlah limit-at ketiga client adalah 600kbps,
sedangkan nilai max-limit parent hanyalah 400kbps, maka max-limit parent akan
bocor. Contoh di bawah ini mengasumsikan bahwa kapasitas keseluruhan memang
bisa mencapai nilai total limit-at. Namun, apabila bandwidth yang tersedia
tidak mencapai total limit-at, maka client akan kembali berebutan dan sistem
prioritas menjadi tidak bekerja.
Sedangkan, mengenai
max-limit, max-limit sebuah client tidak boleh melebihi max-limit parent. Jika
hal ini terjadi, maka client tidak akan pernah mencapai max-limit, dan hanya
akan mendapatkan kecepatan maksimum sebesar max-limit parent (lebih kecil dari
max-limit client).
Jika semua client memiliki prioritas yang
sama, maka client akan berbagi bandwidth sisa. Tampak pada contoh di bawah ini,
semua client mendapatkan bandwidth yang sama, sekitar 130kbps (total 400kbps
dibagi 3).
Yang perlu diingat mengenai
HTB:
- · HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit.
- · Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent.
- · Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan max-limit parent.
- · Untuk parent dengan level tertinggi, hanya membutuhkan max-limit (tidak membutuhkan parameter limit-at).
- · Untuk semua parent, maupun sub parent, parameter priority tidak diperhitungkan. Priority hanya diperhitungkan pada child queue.
- · Perhitungan priority baru akan dilakukan setelah semua limit-at (baik pada child queue maupun sub parent) telah terpenuhi.
Komentar
Posting Komentar